KIsah Pencuri Yang Mengungkap Pembunuhan Berantai
Sebuah
stasiun radio berita di kerajaan Jordania. Stasiun radio ini unggul
dengan berita-berita faktual dan aktual yang disiarkan secara langsung.
Kisah ini berawal dari dering telepon pada sesi suara pendengar yang
diberi titel “buka-bukaan” yang disiarkan rutin setiap hari. Penelepon
tak dikenal itu memperkenalkan diri sebagai pencuri profesional, sangat
mengandalkan keahliannya itu untuk hidup. Kepada pemandu acara dia
menyampaikan hendak menceritakan sebuah peristiwa penting yang harus
segera diketahui oleh pembawa acara maupun para pendengar bahkan pihak
yang berwajib,
Pada awalnya pemandu acara hanya menganggapnya
sebagai lelucon atau orang iseng; tidak mungkin seorang pencuri
mengungkapkan jati dirinya sebagal pencuri. Namun demikian dia tetap
memberi kesempatan kepada penelepon aneh tersebut untuk menceritakan
peristiwa yang hendak disampaikannya itu. Setelah si pencuri
menceritakan kisahnya, pahamlah si pemandu acara bahwa ini merupakan
kasus serius yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Berikut saya sampaikan kepada pembaca secara ringkas kasus tersebut:
Pencuri itu mengaku tengah melakukan pengintaian mengincar sebuah rumah
mewah di kawasan elit ibu kota Jordania, yang dikenal dengan komplek
‘Abdun. Pekerjaan tersebut sudah hampir sebulan di lakukannya . Dia
berharap memperoleh hasil yang besar karena semenjak awal dia tahu rumah
besar bak vila tersebut hampir tidak pernah ditempati pemiliknya.
Tetapi selang beberapa waktu melakukan pengintaian dia menyadari ada
yang tidak beres dengan rumah mewah itu dan pemiliknya.
Dalam
pengintaiannya itu dia melihat setiap hari sepasang laki-laki dan
perempuan masuk ke rumah tersebut bersama seorang atau beberapa orang
pemuda atau wanita remaja. Selang beberapa lama laki-laki dan perempuan
itu meninggalkan rumah tersebut hanya berdua. Pemuda atau pemudi yang
menyertai mereka tidak pernah tampak meninggalkan rumah.
Kejadian itu tersebut selalu berulang hampir tiap hari. Pencuri itu pun
meningkatkan intensitas dan kualitas pengintaiannya. Perhatiannya kini
beralih kepada rasa penasaran ke mana anak-anak muda tersebut menghilang
ditelan rumah berpagar rapat dan tinggi itu tanpa jejak.
Dia
pun memeriksa mengelilingi pagar dan setiap sudut rumah mewah itu.
Dengan pengalaman mencurinya dia cukup paham celah-celah atau trik-trik
yang mungkin dibuat pemilik rumah untuk meloloskan diri tanpa diketahui.
Tetapi dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pintu rahasia yang
barangkali dilalui oleh anak-anak muda tersebut untuk meninggalkan rumah
besar itu. Hal inilah yang mendorongnya menghubungi radio tersebut.
Dia tidak mungkin melapor ke kantor Polisi, Karena dia paham
bagaimanapun identitasnya sebagai pencuri pasti terbongkar. Apalagi
untuk menerangkan alasannya mengintai rumah mewah tersebut. Pemandu
acara pun segera memperbaiki responnya terhadap penelpon anonim ini. Dia
meminta informasi lebih lengkap dan detail tentang lokasi dan rumah
yang dimaksud. Setelah merasa cukup yakin dengan kejujuran si pencuri
pihak radio pun menelepon kepolisian.
Polisi segera menindak lanjuti laporan tersebut. Ternyata mereka sedang berhadapan dengan tindak kriminal
terburuk abad ini dalam sejarah kepolisian Jordania. Polisi menemukan
rumah mewah tersebut ternyata kuburan masal dan penyedia organ tubuh
manusia. Mereka berhasil mengungkap sepasang laki-laki dan perempuan
tersebut adalah agen pemasok organ tubuh manusia ke pasar gelap
perdagangan organ tubuh manusia.
Pasangan ini mengajak
anak-anak muda tanggung dengan berbagai iming-iming melakukan kunjungan
tertutup ke rumah mewah tersebut kemudian membunuh mereka untuk diambil
organ-organ tubuh mereka yang diperlukan dan dapat menghasilkan uang.
Sisanya mereka kubur di rumah mewah yang dilengkapi dengan fasilitas
pendingin jenazah dan sarana-sarana pengawet organ tubuh itu.
Kejahatan besar dibongkar oleh seorang pencuri yang masih punya hati.
Kasus yang tidak terbayangkan, terjadi di kawasan elit Aman ibu kota
Jordania di siang bolong. Anak-anak muda yang melangkahkan kaki memasuki
ladang pembantaian mereka dengan berbagai iming-iming dan motivasi. Ada
yang diiming-imingi seks bebas, pesta anak muda, narkoba, bahkan
lowongan kerja dengan imbalan yang menggiurkan dan lain sebagainya.
Demikianlah pencuri tersebut menyibak tabir yang menutupi kejahatan
tingkat tinggi yang tertutup rapi yang kemudian menjadi headline media
massa dan topik pembicaraan masyarakat dalam waktu yang cukup lama.
Kisah ini memperlihatkan kepada kita, bahwa betapa pun jahatnya
seseorang, tetaplah ada dalam hatinya ruang kosong, meskipun sempit,
untuk diisi oleh perasaan cinta terhadap kebaikan. Hal tersebut
merupakan fitrah manusia yang telah Allah berikan kepada setiap hamba.
Oleh karena itu janganlah pernah bersikap pesimis dalam dakwah, beramar
makruf nahi mungkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar